Alfamart adalah franchise toko kelontong yang menawarkan tiga skema waralaba. Skema kedua adalah konversi minimarket atau kelontong yang sudah ada menjadi toko Alfamart. Untuk mengajukan skema ini, pewaralaba harus mengajukan lokasi yang masih berupa minimarket atau kelontong.
Perkiraan nilai investasi
untuk skema ini meliputi franchise fee sebesar Rp 45 juta untuk lima tahun,
instalasi listrik, perlengkapan toko dan pendingin ruangan, mesin kasir, sistem
informasi ritel, papan nama toko dan tiang, perijinan toko, promosi dan
persiapan pembukaan toko.
Waralaba minimarket lain
juga menawarkan skema serupa untuk mengubah toko tradisional menjadi minimarket
modern. Sebagai contoh, Toko Mitra Usaha Kita-Kita (TMUK) dari Lotte Grosir
menargetkan toko-toko tradisional untuk diubah menjadi minimarket modern.
SRC adalah contoh lain
dari toko kelontong modern yang menawarkan berbagai produk mulai dari kebutuhan
pokok hingga produk digital seperti pembayaran PLN, PDAM, pulsa, paket data
internet, dan lain-lain.
Franchise Toko Kelontong
Franchise toko kelontong
adalah jenis bisnis waralaba yang menawarkan kesempatan kepada individu atau
perusahaan untuk memiliki dan mengoperasikan sebuah toko kelontong dengan merek
yang sudah dikenal dan teruji di pasar.
Sebagai pemilik waralaba,
Anda akan memperoleh akses ke merek, sistem manajemen, produk, dan pelatihan
dari pemilik waralaba.
Sebelum memutuskan untuk
membeli waralaba toko kelontong, pastikan Anda telah mempertimbangkan beberapa
faktor seperti biaya awal, biaya operasional, lokasi, persaingan, dan tingkat
permintaan pasar. Selain itu, Anda juga harus memahami kontrak dan aturan yang
harus Anda patuhi sebagai pemilik waralaba.
Beberapa contoh franchise
toko kelontong yang terkenal di Indonesia antara lain Alfamart, Indomaret, dan
Circle K. Namun, terdapat juga beberapa franchise toko kelontong lain yang
mungkin cocok dengan preferensi dan kebutuhan bisnis Anda. Oleh karena itu,
sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli
franchise toko kelontong tertentu.
Daftar Waralaba toko kelontong
Bisnis waralaba toko
kelontong adalah salah satu jenis bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Toko
kelontong adalah toko kecil yang menjual berbagai macam barang kebutuhan
sehari-hari seperti makanan, minuman, dan produk rumah tangga lainnya. Bisnis
waralaba toko kelontong dapat memberikan keuntungan karena memiliki pasar yang
luas dan permintaan yang terus meningkat.
Namun, informasi tentang
bisnis waralaba toko kelontong secara spesifik tidak ditemukan dalam hasil
pencarian. Sebaliknya, hasil pencarian menunjukkan bahwa ada banyak jenis
bisnis waralaba atau franchise yang sukses di Indonesia. Beberapa contoh bisnis
waralaba yang sukses di Indonesia antara lain Khun Thai Tea, Sabana Fried
Chicken, Churros Delicio, Depo Air Minum Isi Ulang Biru, KFC, dan Pizza Hut.
Menurut laporan
DataIndonesia.id pada tahun 2021 jumlah toko ritel di Indonesia mencapai 3,61
juta. Laporan tersebut juga mencatat penjualan ritel di Indonesia mencapai
US$72 miliar atau setara Rp1.077,9 triliun pada tahun 2021.
Oleh karena itu, meskipun
informasi mengenai bisnis waralaba toko kelontong secara spesifik tidak
ditemukan dalam hasil pencarian, dapat disimpulkan bahwa bisnis ritel secara
umum merupakan industri yang besar dan berkembang pesat di Indonesia.
Apa Saja Persyaratan Untuk Membuka Waralaba Ritel Di Indonesia?
Alfamart adalah waralaba
ritel yang populer di Indonesia yang menawarkan tiga skema waralaba.
Skema pertama adalah
untuk membuka toko baru, di mana penerima waralaba mengajukan lokasi untuk toko
baru. Skema kedua adalah mengubah minimarket atau toko kelontong yang sudah ada
menjadi toko Alfamart. Skema ketiga adalah dengan mengambil alih toko Alfamart
yang sudah ada.
Untuk membuka waralaba
Alfamart, penerima waralaba harus memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan
tersebut antara lain membayar Franchise Fee sebesar Rp 45 juta untuk lima
tahun, memasang listrik, membeli peralatan seperti AC dan mesin kasir, mengurus
perizinan yang diperlukan, dan mempersiapkan pembukaan toko. Perkiraan nilai
investasi bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan penjualan
per hari.
Selain memenuhi
persyaratan ini, penting untuk memilih lokasi yang strategis untuk toko.
Menurut DataIndonesia.id, terdapat 3,61 juta toko ritel di Indonesia pada tahun
2021. Oleh karena itu, memilih lokasi dengan lalu lintas pejalan kaki yang
tinggi dapat membantu menarik pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Secara keseluruhan,
membuka waralaba Alfamart membutuhkan pemenuhan persyaratan keuangan dan
operasional tertentu serta pemilihan lokasi strategis yang dapat membantu
mendorong kesuksesan bisnis.
Biaya Modal Franchise Toko Kelontong
Berikut adalah tabel Biaya
Modal Franchise Toko Kelontong Yang terkenal di Indonesia beserta informasi
singkat mengenai biaya awal, biaya royalti, dan lokasi.
Nama
Waralaba |
Biaya
Awal |
Biaya
Royalti |
Lokasi |
Alfamart |
Mulai
dari Rp 250 juta |
2% -
3,5% dari omset |
Seluruh
Indonesia |
Indomaret |
Mulai dari Rp 300 juta |
2% - 3% dari omset |
Seluruh Indonesia |
Circle
K |
Mulai
dari Rp 350 juta |
3,5% -
5% dari omset |
Jabodetabek,
Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan |
Lawson |
Mulai dari Rp 500 juta |
3% - 5% dari omset |
Jabodetabek, Jawa,
Bali, Sumatera |
7-Eleven |
Mulai
dari Rp 1 miliar |
5% -
7% dari omset |
Jabodetabek,
Jawa, Bali, Sumatera |
Harap dicatat bahwa biaya
awal dan biaya royalti mungkin berbeda-beda tergantung pada jenis toko, ukuran,
dan lokasi. Selain itu, biaya operasional lainnya seperti sewa toko, gaji
karyawan, dan biaya persediaan barang juga harus diperhitungkan.
Oleh karena itu, pastikan
untuk melakukan riset dan konsultasi dengan pemilik waralaba sebelum memutuskan
untuk membeli franchise toko kelontong tertentu.
Keuntungan Franchise Toko Kelontong
Berikut adalah tabel
beberapa keuntungan dalam memiliki franchise toko kelontong:
Keuntungan |
Deskripsi |
Merek
yang Terkenal |
Sebagai
pemilik waralaba, Anda akan memperoleh akses ke merek yang sudah dikenal dan
teruji di pasar. Hal ini akan memudahkan Anda untuk memasarkan produk Anda
dan menarik pelanggan baru. |
Sistem
Manajemen yang Teruji |
Franchise toko
kelontong biasanya sudah memiliki sistem manajemen yang teruji dan terbukti
efektif. Sebagai pemilik waralaba, Anda akan memperoleh akses ke sistem ini
yang akan membantu Anda dalam mengatur stok, merencanakan promosi, dan
memantau penjualan. |
Pelatihan
dan Dukungan |
Pemilik
waralaba biasanya akan memberikan pelatihan dan dukungan dalam berbagai aspek
bisnis seperti manajemen, pemasaran, dan operasional. Hal ini akan membantu
Anda untuk memulai bisnis dengan lebih percaya diri dan efektif. |
Keuntungan
Ekonomi |
Franchise toko
kelontong biasanya memiliki keuntungan ekonomi yang lebih besar daripada
usaha mandiri. Hal ini terjadi karena adanya dukungan dari pemilik waralaba
dan pembelian barang dalam jumlah besar yang dapat mengurangi biaya
persediaan. |
Riset
Pasar dan Produk |
Pemilik
waralaba biasanya akan melakukan riset pasar dan produk secara berkala untuk
memastikan bahwa produk dan layanan yang ditawarkan tetap sesuai dengan tren
dan permintaan pasar. Sebagai pemilik waralaba, Anda akan memperoleh akses ke
hasil riset ini yang akan membantu Anda dalam mengembangkan bisnis Anda. |
Harap dicatat bahwa
keuntungan yang diperoleh mungkin berbeda-beda tergantung pada jenis toko,
ukuran, dan lokasi.
Kerugian Franchise Toko Kelontong
Berikut ini adalah contoh
tabel kerugian yang mungkin terjadi dalam operasional franchise toko kelontong:
No. |
Jenis
Kerugian |
Penyebab |
1 |
Persediaan
barang rusak/hilang |
Kurangnya
pengawasan terhadap persediaan barang |
2 |
Persediaan barang
kedaluwarsa |
Tidak dilakukan rotasi
persediaan dengan baik |
3 |
Penurunan
penjualan |
Kurangnya
promosi dan pemasaran yang efektif |
4 |
Biaya operasional yang
tinggi |
Kurang efisien dalam
pengelolaan biaya operasional |
5 |
Tuntutan
hukum |
Melanggar
aturan dan regulasi yang berlaku |
6 |
Keterlambatan
pembayaran royalti |
Tidak mampu memenuhi
kewajiban pembayaran royalti |
7 |
Kerusakan
atau kehilangan aset |
Tidak
memperhatikan pengamanan dan perawatan aset |
Catatan: Tabel di atas
hanya sebagai contoh, dan kerugian yang mungkin terjadi dalam operasional
franchise toko kelontong bisa berbeda tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Rekomendasi Franchise Toko Kelontong
Berikut ini adalah contoh
tabel rekomendasi franchise toko kelontong yang dapat dipertimbangkan:
No. |
Franchise |
Deskripsi |
Biaya
Awal (dalam jutaan rupiah) |
1 |
Indomaret |
Merupakan
jaringan toko ritel terbesar di Indonesia |
300 -
500 |
2 |
Alfamart |
Merupakan jaringan toko
kelontong terbesar kedua |
200 - 400 |
3 |
Lawson |
Merupakan
jaringan toko kelontong asal Jepang |
500 -
700 |
4 |
Minimart |
Merupakan jaringan toko
kelontong lokal |
150 - 300 |
5 |
Circle
K |
Merupakan
jaringan toko kelontong internasional |
500 -
700 |
Catatan: Tabel di atas
hanya sebagai contoh, dan pilihan franchise toko kelontong dapat berbeda
tergantung pada preferensi dan kondisi pasar di lokasi yang dimaksud. Biaya
awal franchise dapat berbeda tergantung pada wilayah dan ukuran toko. Sebaiknya
lakukan riset terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bergabung dengan
franchise tertentu.
Modal Bisnis Franchise Toko Kelontong
Berikut adalah contoh
perhitungan modal bisnis franchise toko kelontong:
- Biaya awal franchise: Rp 300
juta (misalnya franchise Indomaret)
- Biaya renovasi dan peralatan
toko: Rp 200 juta
- Persediaan barang awal: Rp 150
juta
- Biaya sewa toko: Rp 30
juta/tahun atau Rp 2,5 juta/bulan
- Biaya listrik, air, dan telepon:
Rp 3 juta/bulan
- Gaji karyawan: Rp 4
juta/bulan/karyawan (mempertimbangkan dua karyawan)
- Biaya promosi: Rp 5 juta/bulan
Dengan demikian, total
modal awal yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Biaya awal franchise +
Biaya renovasi dan peralatan toko + Persediaan barang awal = Rp 650 juta
Sedangkan biaya
operasional bulanan adalah sebagai berikut:
Biaya sewa toko + Biaya listrik, air, dan telepon + Gaji karyawan + Biaya promosi = Rp 14,5 juta
Dari perhitungan
tersebut, diperkirakan waktu balik modal (payback period) adalah sebagai
berikut:
Payback period = Modal awal / Keuntungan bersih bulanan
Dalam contoh ini,
diperkirakan keuntungan bersih bulanan sebesar Rp 20 juta (dengan asumsi omzet
bulanan sebesar Rp 100 juta dan margin keuntungan bersih sebesar 20%).
Dengan demikian, payback
period adalah sebagai berikut:
Payback period = Rp 650 juta / Rp 20 juta = 32,5 bulan
Catatan
Perhitungan di atas hanya
sebagai contoh dan dapat berbeda tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhi bisnis franchise toko kelontong.